Kebudayaan Masyarakat Sumatera Selatan
Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang. Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumu dan gas alam dan batu bara. Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya.
Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes dan tempoyak.
Berdasarkan Tarian
Seni Tari dapat menunjukan ciri khas suatu daerah demikian juga Kota Palembangmemiliki berbagai tarian baik trandisional maupun modern yang merupakan hasil kreasi dari seniman local
TARI GENDING SRIWIJAYA
Tari ini ditampilkan secara khusus untuk menyambut tamu-tamu agung seperti kepala Negara, Duta Besar dan Tamu-tamu agung lainnya. Tari Gending Sriwijaya Hampir sama dengan tari Tanggai, perbedaannya terletak pada penggunaan tari jumlah penari dan perlengkapan busana yang dipakai. Penari Gending Sriwijaya seluruhnya
TARI TANGGAI
Tari tanggai dibawakan pada saat menyambut tamu-tamu resmi atau dalam acara pernikahan. Umumnya tari ini dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kaian songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai busana khas daerah para penari kelihatan anggun dengan busana khas daerah. Tarian menggambarkan masyarakat palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamau yang berkunjung ke daerahnya
TARI TENUN SONGKET
Tari ini menggambarkan kegiatan remaja putri khususnya dan para ibu rumah tangga di Palembang pada umumya memanfaatkan waktu luang dengan menenun songket
TARI RODAT CEMPAKO
Tari ini merupakan tari rakyat bernafaskan islam. Gerak dasar tari ini diambil dari Negara asalnya Timur Tengah, seperti halnya dengan tari Dana Japin dan Tari Rodat Cempako sangat dinamis dan lincah
TARI MEJENG BESUKO
Tari ini melukiskan kesukariaan para remaja dalam suatu pertemuan mereka .Mereka bersenda gurau mengajuk hati lawan jenisnya. Bahkan tidak jarang diantara mereka ada yang jatuh hati dan menemukan jodohnya melalui pertemuan seperti ini
TARI MADIK (NINDAI)
Masyarakat Palembang mempunyai kebiasaan apabila akan memilih calon, orang tua pria terlebih dahulu dating kerumah seorang wanita dengan maksud melihat dan menilai (madik dan nindai) gadis yang dimaksud. Hal yang dinilai atau ditindai itu, antara lain kepribadiannya serta kehidupan keluarganya sehari-hari. Dengan penindaian itu diharapkan bahwa apabila si gadis dijadikan menantu dia tidak akan mengecewakan dan kehidupan mereka akan berjalan langgeng sesuai dengan harapan pihak keluarga mempelai pria
DUL MULUK
Dul muluk adalah salah satu kesenian tradisional yang ada di Sumatera Selatan biasanya seni Dul Muluk ini dipentaskan pada acara yang bersifat menghibur, seperti pada acara : pernikahan pergelaran tradisional dan panggung hiburan
Berdasarkan Rumah Adat
Rumah Limas merupakan prototype rumah tradisional Palembang, selain
ditandai denagn atapnya yang berbentuk limas, rumah limas ini memiliki
ciri-ciri; – Atapnya berbentuk Limas – Badan rumah berdinding papan,
dengan pembagian ruangan yang telah ditetapkan (standard)
bertingkat-tingkat.(Kijing) – Keseluruhan atap dan dinding serta lantai
rumah bertopang di atas tiang-tiang yang tertanam di tanah – Mempunyai
ornamen dan ukiran yang menampilkan kharisma dan identitas rumah
tersebut Kebanyakan rumah Limas luasnya mencapai 400 sampai 1.000 meter
persegi atau lebih, yang didirikan di atas tiang-tiang kayu Onglen dan
untuk rangka digunakan kayu tembesu Pengaruh Islam nampak pada ornamen
maupun ukiran yang terdapat pada rumah limas. Simbas (Platy Cerium
Coronarium) menjadi symbol utama dalam ukiran tersebut. Filosofi tempat
tertinggi adalah suci dan terhormat terdapat pada arsitektur rumah
limas.
Ruang utama dianggap terhormat adalh ruang gajah (bahasa kawi=
balairung) terletak ditingkat teratas dan tepat di bawah atap limas yang
di topang oleh Alang Sunan dan Sako Sunan.
Diruang gajah terdapat Amben (Balai/tempat Musyawarah) yang
terletak tinggi dari ruang gajah (+/- 75 cm). Ruangan ini merupakan
pusat dari Rumah Limas baik untuk adat, kehidupan serta dekorasi.
sebagai pembatas ruang terdapat lemari yang dihiasi sehingga show/etlege
dari kekayaan pemiliki rumah.
Pangkeng (bilik tidur) terdapat dinding rumah, baik dikanan maupun
dikiri. Untuk memasuki bilik atau Pangkeng ini, kita harus melalui
dampar (kotak) yang terletak di pintu yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan peralatan rumah tangga. Pada ruang belakang dari segala
terdapat pawon (dapur) yang lantainya sama tingkat dengan lantai Gegajah
tetapi tidak lagi dibawah naungan atap pisang sesisir.
Dengan bentuk ruangan dan lantai berkijing-kijing tersebut, maka
rumah Limas adalah rumah secara alami mengatur keprotokolan yang rapi,
tempat duduk para tamu disaat sedekah sudah ditentukan berdasarkan
status tersebut di masyarakat.Berdasarkan Makanan Khas
Kota ini memiliki komunitas Tionghoa cukup besar. Makanan seperti pempek atau tekwan yang terbuat dari ikan mengesankan “Chinese taste” yang kental pada masyarakat Palembang.
- Pempek, makanan khas Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak – otak. Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut saus cuka (cuko).
- Tekwan, makanan khas Palembang dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil – kecil mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun dan jamur kuping sebagai pelengkap.
Dari info di atas saya membuat kesimpulan bahwa daya tarik dari Provinsi Sumatera Selatan adalah memiliki keanekaragaman kebudayaan yang menarik. Selain potensi wisatanya palembang juga banyak memiliki makanan khas seperti pempek dan tekwan. Provinsi Sumatera Selatan memiliki kebudayaan yang menjadi ciri khas dari daerah provinsi ini.
Sumber:
Kebudayaan Sumatera Selatan:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Selatan
- http://rumahkita2011.blogspot.com/2011/02/rumah-limasrumah-adat-sumatra-selatan.html
- http://www.sumselprov.go.id/index.php?module=content&id=5
Nama: Muhammad Surya Armanda
NMP: 15112103
Kelas:1ka11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar