Kamis, 27 Februari 2014

budaya Sumatra selatan


Sumatera Selatan


2.    Pakaian Adat
Pria Sumatera Selatan mamakai pakaian adat berupa mahkota , kalung bersusun dengan baju yang khas. Ia juga memakai celana panjang dan kain songket pada bagian tengah badan.
Wanitanya memakai pakaian yang mirip dengan prianya, yaitu bermahkota, kalung susun, pending dan gelang pada kedua belah tangan. Ia jua memakai kain songket yang melingkar pada bagian tengah badan serta berkain songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan.
Pakaian Adat
3.    Tari-tarian Daerah Sumatera Selatan
a.    Tari Tanggai, merupakan sebuah tarian dalam menyambut para tamu disertai upacara kebasaran adat.
b.    Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat popular di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melambangkan kemakmuran daerah Sumatera Selatan.
c.    Tari Menyadap Karet, tari menggambarkan canda-ria muda-mudi Sumatera Selatan selagi menyadap karet, yang tak jarang menuntunmereka ke jenjang perkawinan. Tari yang diperkaya dengan unsur gerak tradisi ini berkenan sebagai tari pergaulan yang menimbulkan suasana gembira.
Tari Tanggai
4.    Senjata Tradisional
Senjata tradisional yang terkenal di Sumatera Selatan adalah keris. Keris situ ada yang berlekuk 7, 9 atau 13, yaitu dengan jumlah ganjil.
Selain keris ada pula senjata lainnya seperti tombak, pedang, dan badik. Tombak Sumatera Selatan yang bermata tiga dinamakan trisula.
Senjata tradisional Sumatera Selatan – Tombak Trisula
5.    Suku
Suku dan marga yang terdapat di Sumatera Selatan adalah: Komering, Palembang, Pasemah, Semenda, Ranau Kisan, Ogan, Lematang, Rajang, Rawas, Kubu, dan lain-lain.
6.    Bahasa Daerah : Kubu, Palembang, Rejang Lebong

sumber : http://kumpulan-budaya.blogspot.com/2013/06/sumatera-selatan.html

rumah adat Sumsel

Sumatera Selatan

Jika Sebelumnya kita sudah melihat kebudayaan dari Propinsi Bengkulu, kini kita lihat kebudayaan dari propinsi tetangganya yaitu Propinsi Sumatera Selatan. Mulai dari rumah adat hingga lagu daerahnya akan kita kenali bersama disini. Berikut rangkuman kebudayaan dari Propinsi Sumatera Selatan :
Rumah Limas
1.    Rumah Adat
Rumah adat Sumatera Selatan bernama Rumah Limas, Ia merupakan rumah panggung, untuk tempat tinggal para bangasawan. Rumah Limas berjenjang lima dengan bermakna Lima Emas, yaitu keagungan, rukun dan damai, sopan santun, aman dan subur, kemudian makmur dan sejahtera. Pintu Gerbang Emas harus ada pada setiap RUmah Limas.
2.    Pakaian Adat
Pria Sumatera Selatan mamakai pakaian adat berupa mahkota , kalung bersusun dengan baju yang khas. Ia juga memakai celana panjang dan kain songket pada bagian tengah badan.
Wanitanya memakai pakaian yang mirip dengan prianya, yaitu bermahkota, kalung susun, pending dan gelang pada kedua belah tangan. Ia jua memakai kain songket yang melingkar pada bagian tengah badan serta berkain songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan.

sumber :http://kumpulan-budaya.blogspot.com/2013/06/sumatera-selatan.html




senjata tradisional Sumsel

Skin



Senjata ini biasa juga dinamakan jembio, rambai ayam (karena berbentuk menyerupai ekor ayam) atau taji ayam. Skin merupakan senjata tusuk genggam yang bentuknya meruncing dengan sisi tajam pada salah satu bilahnya. Sekilas, skin tampa seperti bentuk parang pendek yang agak melengkung.

Dahulu, skin tidak hanya berfungsi sebagai senjata, tetapi simbol status sosial seseorang. Skin dianggap sebagai benda keramat sehingga tidak sembarang orang yang bisa dan boleh memakainya. Bahkan, senjata ini dipercaya punya kekuatan magis atau supranatural.

Bahan baku skin berupa besi yang dikerjakan oleh seorang pandai besi berpengalaman. Skin dibuat di tungku-tungku khusus untuk membuat alat-alat dari besi. Kecermatan dan ketelitian adalah syarat mutlak dalam membuatnya. Skin, umumnya, berukuran antara 25-30cm (skin rambai ayam). Ada juga yang ukurannya lebih pendek, yaitu sekitar 10-15cm (skin taji ayam).

Sementara itu, sarungnya terbuat dari kulit sapi atau kambing. Namun, sekarang ini lebih susah memperoleh sarung skin berbahan kulit sapi atau kambing asli. Kebanyakan sarung skin yang dijual menggunakan kulit sintetis. Adapun gagangnya terbuat dari kayu yang keras tetapi liat. Diukir sedemikian rupa dengan pola-pola tertentu. Semakin rumit pola yang diukir, semakin tinggi pula nilai seninya.


Sumber : http://www.anneahira.com/senjata-tradisional-sumatera-selatan.htm

senjata tradisional Sumsel

Mengenal Senjata Tradisional Sumatera Selatan

Jawa terkenal memiliki senjata tradisional keris, Sunda dengan kujang, Kalimantan dengan mandau, Makassar dengan badik, dan Aceh dengan rencong. Lalu, apa kira-kira senjata tradisional Sumatera Selatan? Senjata apakah yang menggambarkan kekhasan daerah berpusat di Sungai Musi itu?

Jawaban pertanyaan itu cukup banyak. Mulai keris Palembang, tombak trisula, hingga senjata tradisional bernama skin. Senjata-senjata tersebut merupakan kekayaan sejarah yang dimiliki masyarakat Palembang. Warisan kegemilangan Kerajaan Sriwajaya yang pernah berkuasa pada abad ke-7 hingga awal abad ke-13 M.

Jika dicermati, senjata-senjata tersebut merupakan bentuk dari akulturasi budaya-budaya besar saat itu. Misalnya, kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India, dan kebudayaan Arab. Akulturasi tersebut merupakan bukti tingginya peradaban anak negeri yang mampu menyerap berbagai budaya dan menyatukannya dalam sebuah budaya berbeda dari aslinya.

Lihat saja bagaimana senjata tradisional tersebut dibentuk. Sarat dengan nilai-nilai yang dijadikan acuan dalam kehidupan bermasyarakat, seperti keindahan, ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Nilai keindahan tecermin dari bentuk senjata yang dibuat sedemikian rupa sehingga memancarkan pesona memukau mata.

Nilai ketekunan, ketelitian, dan kesabaran, tecermin dari proses membuatnya yang memerlukan waktu lama dan sulit. Berikut ini gambaran singkat dua senjata tradisional Sumatera Selatan, yaitu tombak trisula dan Skin.

Tombak Trisula



Belum ada sumber yang bisa menjelaskan dengan pasti awal mula senjata tombak dengan ujung berbentuk trisula ini. Ada sebagian ahli berasumsi bahwa tombak trisula punya kaitan dengan perkembangan budaya Hindu pada masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Kota Palembang.

Memang, jika dilihat dari bentuknya, Tombak Trisula memiliki kemiripan dengan senjata trisula yang biasa ada di kuil-kuil Hindu. Yaitu, senjata yang dipegang oleh Dewa Siwa. Salah satu dari tiga dewa utama (Trimurti) dalam agama Hindu. Dalam ajaran agama tersebut, Siwa merupakan dewa penghancur. Menghancurkan segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak berada di dunia fana. Dewa ini bertangan empat yang masing-masing tangan membawa senjata. Salah satu senjatanya adalah trisula.

Namun, tombak trisula khas daerah Sumatera Selatan punya dua ujung sisi yang bisa digunakan sebagai senjata. Salah satu ujungnya berbentuk trisula, sedangkan ujung yang lainnya berupa mata tombak berbentuk segitiga yang diukir demikian cantik.

Sumber : http://novirita.blogspot.com/2011/01/mengenal-senjata-tradisional-sumatera.html

senjata tradisional sumsel

senjata tradisional Sumatera Selatan (SIWAR)

 Siwar

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Di daerah ini terdapat suatu senjata tradisional yang disebut sebagai siwar. Siwar atau sering juga disebut tumbak lado adalah suatu artefak yang berupa senjata tusuk genggam yang bentuknya menyerupai golok panjang dengan tajaman di salah satu sisi bilahnya. Senjata ini mempunyai kedudukan yang penting bagi seseorang, sehingga fungsinya tidak hanya sebagai alat untuk mempertahankan diri, melainkan juga sebagai benda keramat yang memiliki unsur kimpalan mekam atau kimpalan sawah (mempunyai kekuatan magis).

  • Struktur Siwar
Siwar adalah senjata yang bahan bakunya terbuat dari besi yang proses pengerjaannya umumnya dibuat oleh pandai besi di pedapuran tempat membuat alat-alat dari besi. Pada umumnya siwar berukuran antara 15-30 cm (skin rambai ayam) dengan lebar badan hingga ke matanya antara 1½-2 cm. Sedangkan, sarung dan gagang siwar terbuat dari kayu yang keras tetapi ringan agar dapat dibawa atau digunakan dengan mudah. Gagang siwar yang biasanya berornamen bunga atau tumbuhan bentuknya mirip dengan senjata reuncong namun membesar di bagian ujungnya.
  • Nilai Budaya
Skin sebagai hasil budaya anak negeri, jika dicermati secara seksama, di dalamnya mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai itu antara lain: keindahan (seni), ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Nilai keindahan tercermin dari bentuk skin yang dibuat sedemikian rupa, sehingga memancarkan keindahan. Sedangkan, nilai ketekunan, ketelitian, dan kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yang memerlukan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Tanpa nilai-nilai tersebut tidak mungkin akan terwujud sebuah skin atau rambai ayam yang indah dan sarat makna.
 
sumber : http://iinsemprul.blogspot.com/2013/01/senjata-tradisional-sumatera-selatan.html